Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sejarah lahirnya Indonesia diupayakan dijauhkan dari pandangan Islam. Peran Islam dan kaum muslimin yang merupakan mayoritas di negeri ini dalam era kebangkitan nasional dan kemerdekaan sedapat mungkin diminimalisir. Meskipun ada upaya memunculkan peran serta kaum muslimin dan spirit Islam di masa perjuangan seperti munculnya Peringatan Hari Santri, namun hal ini masih berbentuk seremonial belaka dan belum menjadi opini utama di negeri ini.
Buku ini hadir untuk menyibak hal tersebut. Buku ini merupakan desertasi doktoral penulis di Yale University Amerika Serikat. Buku ini secara khusus mengungkap dua hal. Pertama, Revolusi Indonesia yang merupakan salah satu revolusi penting yang terjadi di dunia Islam di era modern. Kedua, spirit Islam yang mendasari baik perjuangan bersenjata maupun politis.
Revolusi Indonesia mungkin masih kalah dalam hal diamati oleh politikus dunia, terutama menyangkut tema perubahan politik di dunia Islam. Abad kedua puluh merupakan masa pergolakan politik besar di seluruh dunia Islam. Revolusi terjadi di Turki, Arab Saudi, Pakistan, Iran, hingga gerakan Arab Spring yang terjadi di awal abad kedua puluh satu. Peristiwa-peristiwa tadi banyak dikaji oleh ahli politik dan pengamat dunia Islam, namun Revolusi Indonesia sangat jarang diamati oleh mereka.
Revolusi yang terjadi di Indonesia pada kurun 1945 hingga 1949, bukanlah sekedar revolusi menjatuhkan rezim seperti yang terjadi di Iran atau perubahan politik tradisional ke modern seperti di Turki atau sebaliknya di Arab Saudi atau sekedar penjelas identitas nasional seperti revolusi Pakistan. Revolusi yang terjadi di Indonesia justru sebuah upaya mengoyak kolonialisme dan melahirkan sebuah negara baru yang berkebalikan dengan sebelumnya. Sebuah revolusi yang sesungguhnya belum pernah terjadi di dunia Islam manapun di era modern.
Lebih dari itu, kuatnya spirit Islam sangat terasa pada masa ini. Terma jihad fie Sabilillah menjadi unsur paling kuat yang menggerakkan rakyat Indonesia untuk melawan pendudukan kembali balatentara Belanda. Kabar kemerdekaan juga disebarkan oleh jaringan santri dan guru agama Islam ke seluruh penjuru tanah air. Selain itu, berbeda dengan dunia Islam yang lain dimana antara para kombatan dan politikus berbeda pandangan terkait Islam.
Politikus Indonesia di awal kemerdekaan juga menggunakan sentimen Islam dalam diskusi-diskusi awal terkait konsep dan dasar negara. Sentimen Islam juga digunakan para politikus Indonesia dalam upaya meraih dukungan internasional. Mereka menggunakan jaringan negara-negara muslim khususnya di Timur Tengah untuk memberikan dukungan kemerdekaan Indonesia. Hasilnya adalah pengakuan kedaulatan oleh negara-negara anggota Liga Arab yang dimotori oleh Mesir. Gerilya diplomasi internasional oleh para tokoh-tokoh Indonesia ini berhasil menekan Belanda setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan resolusi tertanggal 28 Januari 1949 yang menyalahkan Belanda atas serangannya ke Indonesia. Sebagai sebuah buku baru, buku ini layak untuk dikaji lebih mendalam dan semoga menjadi pemantik untuk mengungkap sejarah bangsa ini. Sebuah pemantik di tengah kondisi bangsa yang galau akan identitasnya.
- Judul: Spirit Islam pada Masa Revolusi Indonesia
- Penulis: Kevin W. Fogg
- Penerbit: Noura Books Terbit: 2020
- Halaman: 435 halaman
Oleh: Nur Fajarudin – Guru dan peminat sejarah Islam di Indonesia